Rupanya bukan masalah biaya saja yang menjadi ‘musuh’ pengenalan robotika di sekolah-sekolah. Kemampuan guru dalam mengimplementasikan teknologi ini juga menjadi hadangan terbesar.
Demikian diakui oleh Managing Director CV Pelopor Inovasi, distributor tunggal Lego Mikrobot di Indonesia, Bambang Rusli saat berbincang dengan detikINET di kampus ITB, Jalan Ganesha 10, Rabu (29/4/2009) petang.
“Yang menjadi kendala sebenarnya bukan masalah dana. Tapi kesiapan guru untuk menerima perkembangan teknologi. Banyak kasus yang kita temui, di sekolah muridnya jauh lebih jago ketimbang guru pembimbingnya sendiri,” paparnya.
Karenanya, imbuh Bambang, pihaknya juga memberikan training bagi guru-guru yang ingin mengembangkan robotika di sekolahnya. Baginya dengan training terhadap guru akan memberikan pengetahuan tentang robotika.
“Datanglah ke center kami untuk melihat dan mencoba terlebih dahulu. Jadi sebelum membeli coba dulu sehingga tahu apa keuntungan dari robotika,” kata pria berkacamata ini.
Tak hanya memfasilitasi training buat para guru, Pelopor Inovasi juga memberikan paket cicilan kepada sekolah-sekolah yang menginginkan robot namun dananya terbatas.
“Kita berikan paket cicilan buat sekolah yang mau. Tinggal datang ke tempat kami dan kami akan berikan paket sesuai dengan kemampuan sekolah tersebut,” ungkapnya.
Dengan bantuan Lego Robotik, Bambang yakin siswa akan lebih berani berekspresi serta lebih mudah memahami materi yang disampaikan para gurunya.
“Kami terus melalukan sosialisasi, training, hingga memberi cicilan Lego Robotik bagi sekolah,” pungkasnya.
Saat ini Lego Mikrobot baru ada di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali, Medan, Padang, Makasar dan Solo.
source: http://www.detikinet.com/read/2009/04/30/091245/1123676/398/pengenalan-robot-di-sekolah-terhadang-guru