Sabtu,25 Juli 2009 SMA Negeri 1 Pare mempunyai hajat yang rutin dilaksanakan tiap tahunya, yaitu peringatan isra’ mi’raj nabi muhammad Saw. Acara peringatan isra mi’raj yang diselenggarakan OSIS SMA Negeri 1 pare ini sekaligus juga menyelenggarakan acara seminar keagamaan tentang indahnya berjilbab. Acara peringatan isra’ mi’raj ini diselenggarakan dengan urutan acara sebagai berikut;
- Sholat Dhuha berjama’ah
- Pembacaan Ayat – ayat suci al qur’an
- Fashion Show Jilbab
- Seminar Indahnya Berjilbab oleh Ustadz Tatak Widi H, Dr. Binti Ratnta, dan Dra. Nurul
- Penutupan
Acara Fashion Show merupakan acara yang berbeda yang belum pernah diadakan pad tahun-tahun sebelumnya.fashion show kali ini menampilkan siswi perwakilan dari 24 kelas, mulai dari kelas X, XI, maupun XII.
Dari awal acara fashion show semua perwakilan kelas bersiap-siap di luar aula.Satu persatu peserta mulai memasuki aula yang dirubah seperti catwalk, mereka berlenggak lenggok layaknya super model yang sedaang naik daun, sehingga mengundang riuh tepuk tangan dari peserta peringatan isra’ mi’raj. Tak disangka ternyata siswa SMA N 1 Pare mempunyai bakat yang luar biasa dalam bidang fashion. Setelah selesai, masing-masing peserta fashion show berjajar di depan aula. Para juri yang sedari tadi menilai para peserta mulai menentukan siapa pemenang lomba fashion show ini. Namun pengumuman pemenang lomba baru akan di umumkan pada hari Senin saat upacara bendera.
Tahun lalu panitia osis memakai tema ISQ berlangsung menarik. Dan tema yang disajikan hari ini tak kalah menarik lagi “SEMINAR INDAHNYA BERJIBAB”.
Seminar ini dimoderatori oleh Sdr. Fuad selaku ketua panitia acara Isra’ Mi’raj ini. Selanjutnya diisi oleh pembahasan materi oleh ustadz. Tatak Widi H. Acara sangat menarik karena Ustdz. Tatak yang pembawaannya lucu dan humoris membuat acara seminar tidak membosankan. Karena biasanya mendengarkan seminar seperti ini cenderong melihat saja bosan apalagi mendengarkan. Namun, untuk seminar kali ini, para muslim-muslimah SMA N 1 Pare mendengarkannya dengan antusias dan semangat. Mungkin, tema yang beliau sampaikan sedikit menyimpang dari tema yang seharusnya disampaikan. Namun, masih ada hubungannya yaitu Menjaga pergaulan yang di hubungkan dengan berjilbab. Beliau memberi sebuah pengertian tentang jilbab versi-nya. Beliau lebih senang jilbab diartikan sebagai penutuop aurot , Hijab ( batas ) serta penjaga pergaulan kita. Beliau juga membacakan arti dari salah satu surat Al Qur’an yang berkaitan dengan materi yang beliau sampaikan.
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”(QS. An-Nur:30-31)
Ayat inilah yang disebut oleh Ustdz. Tatak sebagai pedoman pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim. Dan dari ayat inilah, beliau menggugah para muslimah Smansa untuk berhijab, untuk membatasi diri, untuk menutupi diri, untuk berjilbab, untuk menjaga pergaulan dengan menjaga diri dan mulai berjilbab. Tak hanya menjilbab-i fisik saja namun, juga menjilbab-i hati.
Setelah seminar yang disampaikan oleh Ustadz Tatak Widi H., kemudian dilanjutkan dengan seminar yang disampaikan oleh Dr. Binti dari RSU Pelem Pare. Beliau menyampaikan mengenai awal mula atau sejarah dari diperbolehkannya berjilbab untuk para siswi sekolah umum setingkat SMP dan SMA. Sungguh mengharukan mendengarkan penjelasan dari Ibu Binti. Beliau menceritakan bahwa pada sekitar tahun 1980-an terdapat banyak larangan keras untuk mengenakan jilbab bagi para siswi sekolah umum. Jadi di jaman dulu itu perjuangan para siswa untuk bisa mengenakan jilbab itu sangat berat sekali. Menurut penuturan dari Ibu Binti sekitar tahun 1989 pernah tersebar isu jibab beracun. Sungguh mengharukan sekali. Padahal memakai jilbab adalah kewajiban bagi setiap muslimah. Dengan tersebarnya isu tersebut semakin membuat kendala untuk para siswa sekolah dalam memperjuangkan pemakaian jilbab bagi para siswi. Selain itu, pihak sekolah juga belum memperbolehkan siswi-siswinya yang ingin berjilbab untuk megenakan jilbab di sekolah. Itu disebabkan karena Departemen Pendidikan belum membuat aturan mengenai hal itu. Dari pengalaman Ibu Binti sendiri, perjuangannya untuk bisa memakai jilbab begitulah berat di jaman dulu. Bayangkan dulu semasa sekolah beliau harus diam-diam untuk memakai jilbab. Ketika masuk sekolah ia harus melepas jilbabnya dan ditaruh di ruang BP. Dan sewaktu pulang harus menandatangi ijin untuk mengambil jilbab.
Perjuangan para siswi yang mengenakan jilbab masih diuji. Tepatnya larangan dari orangtua mereka yang begitu keras melarang untuk berjilbab. Menurut cerita beliau salah seorang temannya ada yang harus sampai lari dari rumah untuk mempertahankan jilbanya. Kebetulan orangtua dari teman Ibu Binti adalah angkatan militer, sehingga larangan untuknya semakin lebih keras. Jika ia sampai kelihatan memakai jilbab, maka jilbabnya akan disobek dan dibakar. Miris sekali mendengar kisah itu. Perjuangan mempertahankan jalan Allah memang butuh perjuangan dikala itu. Aksi-aksi protes dari para pelajar berjilbab terus bermunculan. Aksi-aksi itu menentang larangan keras berjilbab. Sampai akhirnya pada tahun 1992, dikeluarkan izin untuk mengenakan jilbab bagi para pelajar sekolah umum setingkat SMP dan SMA. Dilihat dari semua pertjuangan keras tersebut patut kita teladani dan syukuri. Karena akhirnya larangan berjilbab sudah terhapus. Tinggal niat kita untuk bisa menutup aurat harus bisa dimantapkan. Diharapkan semoga digenerasi sekarang ini terutama para remaja putri ditingkat sekolah umum mulai bisa menutup kepalanya dengan penghias kepala yang dinamakan jilbab tersebut. Amin…
Acara yang ke-4 yakni pidato yang diberikan oleh ibu Dra.nurul selaku guru akuntansi kelas 3, belau makin membuat acara peringatan isro’ mi’roj di SMAN 1 PARE meriah .baliau khusus disewa oleh anak – anak OSIS untuk memberikan pengalaman beliau tentang sejarah jilbab yang ada di indonesia.beliau sangat antusias untuk memberikan pidato tersebut.
Semangat beliau membuat anak – anak makin membara ketika beliau menceritakan pengalaman beliau sewaktu sekolah.beliau bercerita tentang bagaimana menderitanya orang – orang dulu untuk mengenakan jilbab termasuk beliau sendiri.beliau dulu bersekolah di sd kemudian madrasah tetangga kita ketika itu di madrasahpun belum boleh mengenakan jilbab karena memang pemerintah belum membolehkan untuk sekolah negeri mengenakan jilbab.kecuali pada hari minggu diharuskan memakai baju khas sekolah yakni baju kurung.kemudian ketika beliau melanjutkan SMA.beliau menghadapi permasalahan, karena beliau diharuskan untuk bersekolah di PGA kediri.Namun tak disangka – sangka beliau sakit parah sampai harus mengalami operasi.akhirnya dengan segala pertimbangan beliau disekolahkan oleh orang tuanya di SMAN 2 PARE, yang dulu bernama SMPP.dengan alasan agar apabila sakit maka akan mudah untuk berobat.disityupun beliau belum mengenakan jilbab karena alasan yang sama sampai kelulusan.
Saat beliau melanjutkan ke perguruan tinggi beliau sebenarnya telah berniat untuk mengenakan pakaian yang dianjurkan islam itu.Namun ternyata ada kendala lagi.karena bweliau masuk ke perguruan tinggi menggunakn jalur prestasi atau yang biasa disebut dengan PMDK.pada waktu itu para pesrta PMDK diharuskan untuk mengikuti paduan suara dan para peserta paduan suara tidak diperbolehkan untuk mengenakan jilbab.sehingga untuk yang kesekian kalinya beliau menghadapi kendala dalam menjalankan perintah Allah itu.
Namun akhirnya pada tahun 1992, dikeluarkanlah undang – undang tentang diperbolehkannya pemakaian jilbab oleh pelajar muslim indonesia.sehingga beliau mulai dapat mengenakan jilbab ketika beliau mulai berprofesi sebagai guru.
Dalam penutupan seminar tersebut ustad Tatak mengatakan untuk menggunakan jilbab untuk keimanan sebelum keindahan. Semoga dengan acara peringatan ini dapat membuka mata para kaum hawa untuk memakai kerudung bagi yang belum berkerudung dan memantapkan hati bagi yang sudah berkerudung.
By: KomIT SMANSA Pare
Kapan2 kalau ada acara lagi undang Dr. Arif Alamsyah dari Malang, beliau orangnya TOP abis.
di jamin warga SMANSA gak akan bosen..
he he he..
http://sman1pare.sch.id/kucing_smilies/kucing_kagum.gif
Heeeeeh…. Sip2…