Pembelajaran secara tatap muka di dalam kelas adalah bentuk transfer ilmu pengetahuan yang difasilitasi oleh pendidik, dan diikuti oleh peserta didik dalam suatu periode waktu yang sudah ditetapkan berdasarkan kurikulum tertentu menggunakan metode pembelajaran dan sarana pendidikan yang ada. Model pembelajaran tatap muka seperti ini adalah bentuk baku yang dilaksanakan oleh seluruh satuan pendidikan di Indonesia. Dengan model pembelajaran tatap muka ini, proses transfer ilmu pengetahuan akan lebih efektif karena jika terjadi kesulitan memahami suatu konsep yang dijelaskan, peserta didik dapat langsung memperoleh penjelasan dari fasilitator yang mendampinginya. Dapat dipastikan bahwa model pembelajaran tatap muka ini tidak dapat digantikan oleh model pembelajaran apapun, walaupun bukan berarti pembelajaran tatap muka ini tidak memiliki kelemahan.
Kelemahan utama pembelajaran tatap muka terletak pada proses nya yang hanya dapat dilaksanakan dalam jangka waktu pendek yang sudah ditentukan. Seolah-olah proses transfer ilmu pengetahuan dibatasi oleh ruang dan waktu dan sangat bergantung pada keberadaan guru sebagai penyampai ilmu pengetahuan.
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini, memberikan peluang baru kepada dunia pendidikan untuk mengembangkan model-model pembelajaran baru untuk menutupi kelemahan-kelemahan yang muncul dari pelaksanaan pembelajaran tatap muka. Dari sisi proses, TIK dapat menutup kelemahan keterbatasan ruang dan waktu, sedangkan dari sisi konten, TIK menawarkan pemahaman konten yang lebih mudah dicerna peserta didik. Misalnya, bentuk kompleks suatu pengetahuan, dapat disederhanakan dengan simulasi TIK, bentuk-bentuk jasad renik dapat dibesarkan menggunakan TIK sehingga mudah dilihat, bentuk-bentuk besar dapat dikecilkan dengan TIK sehingga dapat dibawa di depan peserta didik, dan aktivitas yang berbahaya dapat disajikan dengan TIK sehingga tidak membahayakan.
Meskipun peluang baru yang ditawarkan TIK sangat menarik dan memberikan harapan, tetap tidak dapat dipungkiri bahwa peran pendidik tetap tidak tergantikan olehnya. TIK hanyalah alat bantu yang tidak akan berbunyi apa-apa jika tidak disentuh oleh para pendidik yang kreatif. Oleh karena itu, perlu pemahaman yang benar tentang penerapan TIK dalam pembelajaran.
Dengan adanya peluang-peluang baru yang muncul karena kemajuan TIK, diharapkan layanan pendidikan oleh satuan pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik. Proses pembelajaran lebih efektif dan pengelolaan sekolah lebih efisien. Dampaknya akan menghasilkan lulusan yang sangat kompeten dalam bidangnya sehingga mampu bersaing di lingkungan masyarakat.
Berdasarkan permasalahan di atas maka UPTD SMA Negeri 1 Pare Kab. Kediri berupaya untuk melaksanakan ICT Based School Management dan ICT Based Learning. Untuk itu UPTD SMA Negeri 1 Pare Kab. Kediri mengajukan permohonan kepada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur untuk mendapatkan blockgrant Visualisasi Interaktif Sarana Pembelajaran (VISaP), dan pada akhirnya pada tanggal 16 November 2011 SMA Negeri 1 Pare menanda tangani MOU dengan Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur berkaitan dengan pemberian blockgrant “Visualisasi Interaktif Sarana Pembelajaran” senilai Rp. 30.000.000,-
Akhirnya SMA Negeri 1 Pare berharap semoga dengan adanya Blockgrant Visualisasi Interaktif Sarana Pembelajaran (VISaP) ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan khususnya anak didik sebagai kontribusi dalam penyiapan sumber daya manusia yang tangguh guna menghadapi tantangan era globalisasi.