Prosesi puncak peringatan Hari Jadi Kediri ke 1209 berlangsung sangat khidmad bertempat di Kawasan Monumen Simpang Lima Gumul, Senin 25 Maret 2013. Pada peringatan hari Jadi Kediri tahun ini panitia menggelar berbagai rangkaian acara antara lain Pameran produk-produk unggulan kabupaten Kediri dan berbagai hiburan seni pertunjukan rakyat, jalan santai dan beberapa acara lainnya.
Semua kegiatan ini merupakan wujud dari komitmen Pemerintah Kabupaten Kediri yang sangat menyadari bahwa diusianya yang sudah 1209 tahun masyarakat kabupaten Kediri terus membangun Kediri sehingga nantinya terwujud masyarakat Kediri yang makmur lahir dan batin, sesuai dengan slogan yang diangkat “Saiyeg Mbangun Kediri Makmur”.
Usia kabupaten Kediri yang sudah 1209 tahun didasarkan pada prasasti yang berada di Desa Brumbung Kecamatan Kepung yang menurut sebutan ahli epigrafi lebih dikenal dengan nama Prasasti Harinjing. Tulisan yang terdapat pada kedua belah sisi prasasti ini ditulis dengan aksara dan bahasa Jawa Kuno. Prasasti ini terdiri dari tiga buah piagam yang mengenai hal yang sama. Isi dari prasasti tersebut bagian depan disebut Prasasti Harinjing A. Isinya menyebutkan pada 11 Suklapaksa bulan Caitra tahun 726 Saka atau 25 Maret 804 Masehi, para pendeta di daerah Culangi memperoleh hak sima (tanah yang dilindungi) atas daerah mereka, karena telah berjasa membuat sebuah saluran sungai bernama Harinjing.
Bagian belakang, Prasasti Harinjing B, baris 1-23 menyebutkan bahwa Sri Maharaja Rake Layang Dyah Tulodhong pada 15 Suklapaksa bulan Asuji tahun 843 Saka atau 19 September 921 Masehi, mengakui hak-hak para pendeta di Culangi karena mereka masih tetap harus memelihara saluran Harinjing.
Mulai baris selanjutnya, disebut Prasasti Harinjing C, menyebutkan bahwa hak serupa diakui pula pada 1 Suklapaksa bulan Caitra tahun 849 Saka atau 7 Maret 927 Masehi.
Rangkaian acara pada puncak peringatan hari Jadi Kediri diawali dengan tari Kilisuci Mangesthi yang dibawakan penari dari perwakilan siswi-siswi SMA/SMK se Kabupaten Kediri, dilanjutkan dengan do’a, menyanyikan Mars dan Hymne Kabupaten Kediri yang dibawakan oleh paduan suara mahasiswa Akper dan Akbid Pamenang Pare, sambutan-sambutan, peragaan busana batik khas Kediri yang ditampilkan oleh para finalis lomba Peragaan Busana Batik, lalu tari masal Tiban Kadiren yang dibawakan oleh 1209 perwakilan siswa-siswi Sekolah Dasar se Kabupaten Kediri. Acara Prosesi merupakan acara selanjutnya yang diperagakan oleh 118 orang peraga, yaitu 1 orang seniman sebagai cucuk lampah, corus putra-putri 40 siswa, pembawa panji-panji 26 siswa, pembawa bendera panji 2 siswa, pengawal bendera 10 siswa, kusir, Raja dan Ratu 3 , pembawa umbul-umbul 20 siswa, pembawa tumpeng 16 siswa, mereka semua berasal dari siswa-siswi di Kabupaten Kediri antara lain SMAN 1 Pare, SMAN Kandat, SMAN Wates, SMAN Plemahan, SMAN Papar, SMAN Plosoklaten dan SMPN 1 Ngadiluwih.
Rangkaian acara ini boleh dikatakan sebagai wujud penghargaan pemerintah bersama masyarakat Kabupaten Kediri terhadap jasa para leluhur pendahulu kita. Pembangunan Kediri sudah dimulai sejak beliau-beliau berperan dan sekarang kita sebagai pewarisnya melanjutkan untuk menuju dan mewujudkan kehidupan masyarakat Kabupaten Kediri yang benar-benar makmur lahir dan batin. Semoga.