Penerapan Kurikulum Merdeka di berbagai sekolah di Indonesia, khususnya SMA Negeri 1 Pare, membawa perubahan strategi pembelajaran yang signifikan. Pasalnya, pembelajaran tidak hanya bermuara pada teoretis, tetapi juga bermuara pada kreativitas siswa dalam mengeksplore berbagai media pembelajaran.

Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) adalah trobosan pembelajaran baru di Kurikulum Merdeka. Siswa dibina untuk membuat sebuah karya sederhana berdasarkan kehidupan sehari-hari kemudian ditampilkan di akhir  puncak tema, kegiatan ini diberi nama Gelar Karya.

Proses pendampingan P5 ini dilakukan setiap hari Kamis mulai pukul 13.00 s.d. 15.15 dan hari Jumat mulai pukul 07.00 s.d. 15.00. Selama P5, setiap kelas diberikan nama-nama suku yang ada di Indonesia, kemudian siswa merancang unsur-unsur budaya yang ada di suku tersebut untuk ditampilkan di puncak tema. Tentu, dalam proses ini siswa didampingi oleh guru dalam berdiskusi tampilan dan pembentukan panitia.

SMA Negeri 1 Pare mengadakan Gelar Karya yang ditampilkan oleh siswa kelas 10 dan kelas 11. Kelas 10 menampilkan Gelar Karya bertema Kearifan Lokal dan kelas 11 menampilkan Gelar Karya bertema Bhinneka Tunggal Ika (Selasa-Rabu, 7-8/5/2024).

Gelar Karya yang ditampilkan siswa-siswi kelas 10 dan kelas 11 sangat luar biasa. Berbagai konsep, pembuatan, dan tampilan dilakukan dengan baik. Setiap kelas menampilkan unsur budaya setiap suku di stand pameran yang sudah disediakan di GOR SMA Negeri 1 Pare. Siswa menghias dan membentuk stand pameran sesuai konsep yang dirancang di kelas, siswa bebas mengeksplore segala kreativitas. Bentuk unsur budaya yang ditampilkan di stand berupa: 1. Mata pencaharian, 2. Agama dan spiritual, 3. Makanan khas, 4. Kesenian, 5. Senjata adat, 6. Permainan Tradisional, dan 7. Pakaian adat.

 Unsur Pakaian Adat, setiap kelas menunjuk dua model untuk menjadi maskot dan memeragakan busana di podium SMA Negeri 1 Pare. Selama dua hari, siswa menampilkan satu unsur budaya di podium untuk dinikmati seluruh warga SMA Negeri 1 Pare. Sorak dan tepuk tangan terdengar meriah ketika setiap kelas menampilkan drama budaya dari kelas lain.

Gelar Karya bertema Kearifan Lokal dan Bhinneka Tunggal Ika ini berjalan baik. Setiap siswa wajib menilai penampilan kelas lain. P5 mengajarkan sesuatu yang berbeda dari pembelajaran biasanya. Siswa tidak hanya mahir menulis puisi dan Logaritma, tetapi juga mahir membuat suatu benda dari barang bekas untuk ditampilkan dihadapan orang. Siswa lebih banyak belajar langsung melalui benda yang dipegang sambil menyamakan dengan teori. Tidak hanya itu, yang lebih membanggakan, siswa laki-laki menjadi sangat mahir untuk menggunakan gergaji dan palu.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here